Tuesday, September 22, 2015

Keseimbangan


Keseimbangan. Saya terinspirasi menggunakan kata ini dari manager tim sepakbola favorit saya, Louis Van Gaal. Ia adalah manager yang sangat disiplin dalam kepelatihannya. Kunci terutama dalam sebuah tim bukanlah menang dan kalah, namun "balance", keseimbangan. LVG tak ingin timnya mencetak banyak gol jika strateginya justru membuat timnya juga banyak kebobolan. Lebih baik tak pernah kebobolan dan tak pernah mencetak gol sama sekali. 

Tapi saya bukan mau bicara bola (hehe). Saya merasa bahwa filosofi itu merupakan dasar yang sebenarnya dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Coba kita tengok, permasalahan-permasalahan kehidupan, baik perorangan, kelompok ataupun organisasional terjadi karena ketidakseimbangan. Saya misalnya, jatuh sakit beberapa hari lalu karena terlalu sering begadang dan terlalu sering telat makan. Bisa dilihat titik ketidakseimbangannya?

Monday, September 21, 2015

Ngaji Sejarah Dunia, Tadi Malam dengan Pak Mughits


Ngaji Ma'had Aly tadi malam cukup menarik. Dosen kelas yang berhalangan hadir membuat kami mahasiswa semester satu Ma'had Aly PPWH dipersilahkan bergabung dengan kelas semester lima. Matakuliahnya adalah, Fiqh Siyasah (Fiqh Politik).

Matakuliah ini diampu oleh Pak Abdul Mughits, seorang dosen Ilmu Falak dan Bahasa Arab, serta disiplin ilmu lain yang saya tidak tahu seluruhnya. Kesan pertama cukup membuat saya menyimpulkan bahwa beliau adalah orang yang berwawasan luas. Terlihat bagaimana cara beliau menggambarkan situasi Arab pada masa lalu. Jelas, detil, dan begitu memahami.

Pelajaran kami melanglangbuana ke seluruh dunia. Masa Rasulullah SAW, masa kekhalifahan, tragedi Karbala, kekacauan bangsa Arab saat ini, ISIS, G-30 S/PKI, dan peristiwa bersejarah lainnya. Beliau menjelaskan bagaimana situasi Arab pasca wafatnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Berbagai kebijakan-kebijakan yang diambil pada masa itu, intrik-intrik politik yang terjadi, sampai pada konflik peperangan-peperangan yang memecah belah kaum muslimin digambarkannya dengan unik.

Sunday, September 20, 2015

Kesederhanaan dan Konsistensi


Tiba-tiba ide untuk meramaikan lagi blog saya dengan tulisan muncul begitu saja pagi ini. Berbarengan dengan persiapan war COC, sambil download video tutorial serangan efektif menggunakan naga (anyway, saya masih belajar pakai naga :D) saya pun menyempatkan diri menuangkan tulisan ini. 

Saya masih ingat dulu, ketika masih aliyah (SMA) saya sangat suka blogging. Hampir setiap hari ke warnet untuk menghabiskan sesegera mungkin mengupdate blog saya. Saya pun masih ingat alasan-alasan lucu yang melatarbelakangi hasrat menulis yang begitu menggebu-gebu. Giuran google adsense, impian menjadi seperti Raditya Dika yang sukses lewat tulisannya, sampai dengan alasan-alasan klise yang paling aneh, yaitu supaya saya tidak dibilang pengangguran. Saya juga tak sadar pada saat ini sudah tahu arti pengangguran.

Tuesday, March 4, 2014

Fokus!

Anzala tertarik pada satu buku, Tahir Djide. Buku itu menceritakan sejarah kehidupan seorang pelatih bulu tangkis Indonesia yang melegenda. Buku yang menceritakan sebuah kejayaan  masa lalu yang entah kapan akan terulang kembali bagi bangsa ini. Tahir Djide dengan segala pesonanya, membuat seorang Anzala berpikir, apakah ia akan menjadi pelatih sepak bola saja?

Anzala pada dasarnya sangat menyukai bola. Tapi karena tidak konsisten menekuni hal ini, kemampuannya tidak berkembang. Ia sekarang membutuhkan fasilitas dan sebuah sistem yang baru untuk mengembangkan lagi kemampuan sepakbolanya. Tapi perlahan ia merasa bahwa dengan dipilihnya jalur akademik, sungguh tidak realistis untuk memaksakan diri terjun menjadi seorang pemain professional.

Monday, March 3, 2014

You're no longer breathing

When you do nothing. Kalimat itu terlintas di benak Anzala pagi ini. Seperti sebuah ketidaksadaran telah mengharapkan sebuah kesibukan. Padahal sisi sadarnya menginginkan hal sebaliknya.  Ketika kalimat tersebut terlintas, ia merasakan sebuah perasaan aneh yang seperti mengejek badan ini dan seluruh anggotanya. "kamu cuma begini doang buat hhidupmu?" begitu kata perasaan itu. "you do nothing, Anzala. You're just like a zombie". Anzala dikatai zombi oleh perasaan itu. Zombi adalah sebuah hal yang tidak pernah nyata tapi menjadi sebuah ketakutan baginya karena game-game yang dimainkannya. Anzala berpikir kembali bagaimana ia sama dengan zombie pagi ini.

You're dead. Sepertihalnya seorang manusia yang hidup, manusia akan beraktifitas. Aktifitas yang mengarahkan pada satu tujuan tertentu. Tapi Anzala tidak merasakan satu tujuan pun di 3 jam setelah bangun tidurnya. Seperti orang mati. jelas, diam saja dan tidak melakukan apapun. He is confusing I think. Well, he thinks so.

You're no longer breathing. Saya kira Anzala tahu arti kalimat itu.

Sunday, March 2, 2014

Seperti seorang wanita

wanita itu rumit. Anzala menjadikan tiga kata itu sebagai ide pokok untuk paragraf pertama di blognya pagi ini. Mungkin dia benar. Anzala selalu berpikir bahwa laki-laki itu ada untuk memahami kerumitan itu. Simpel. She cries, a man does his job. She hurt, a man takes responsibility. Tak dapat dipungkiri, Anzala merasakan dinamika itu sejak lama. Mungkin itu juga yang membuatnya lebih merasa berhati luas.

Anzala selalu berpikir apakah semua laki-laki seperti dirinya? Laki-laki yang pada awalnya hanya punya beberapa persen porsi untuk gadisnya yang perlahan-lahan menjadi keseluruhan porsi kehidupannya. Anzala bertanya-tanya apakah jalan seorang laki-laki memang seperti itu? Anzala sendiri bingung itu positif atau negatif. But he have God. Its just an effort. At least saat ini ia jadi laki-laki yang mungkin paling sabar di dunia. Dunia yang penuh kerumitan, ya, seperti seorang wanita. Ia pun tertawa.

Apakah Eleanor merasa kesepian?

seperti biasa pagi seorang Anzala gak pernah ketinggalan disambut oleh The Beatles. Ia selalu mengawali semuanya dengan Eleanor Rigby. Anzala tidak tahu apa sebenarnya makna lagu ini. Tapi dia merasakan sebuah sensasi saat memanjakan teliinganya dengann lagu itu. Sebagaimana penikmat musik pemula, a good song is a good song. That's it.

Anzala juga tidak pernah jauh dari kahidupan kampus. Kampus yang penuh dengan teman-temannya. Satu orang unik yang entah ia lahir dari apa, yang jelas ia berpikir berbeda dengan orang lain. Ia seperti berjalan sendirian diantara banyak orang yang berjalan berlawanan dengannya. Ia tahu banyak musik, yang jelas dia bukan penikmat musik pemula seperti Anzala. Ia bernama Pribadi. Mereka suka sharing tentang musik dan keunikannya. Kemudian ketika membahas Eleanor Rigby, Anzala menemukan makna dibalik lagu yang sudah bersahabat itu.

Eleanor Rigby menceritakan seorang janda yang dikuburkan di belakang sebuah gereja. Begitu kata Pribadi. All the lonely people. Mungkin itu ungkapan yang membuat Anzala merinding sekaligus takjub. Not only him, but him too. Anzala membayangkan dengan singkat jika ia hidup di jaman Eleanor Rigby dan bertetangga dengannya. Mungkin Eleanor adalah seorang wanita cantik yang sayang dan mencintai suaminya. Apakah ia merasakan kesepian?